Akwilla Saras: Ngawul Is A Must for 90’s Lover!

By Born Thrift Way - Desember 07, 2017


Di tengah sinar matahari yang menyinari Kota Gudeg dengan teriknya, saya mengunjungi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) yang ada di Universitas Gadjah Mada pada hari Kamis (7/12). Sesampainya di sana, saya segera menuju ke Selasar Barat untuk menunggu kehadiran narasumber rubrik ini. Tidak lama setelah itu, mata saya mampu menangkap sosok gadis dengan style fashion yang khas ‘90-an. Tangannya melambai ke arah saya, dan saya menyambutnya dengan senyuman lebar.

Gadis manis itu bernama lengkap Akwilla Saraswati Sukmono. Ia merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi UGM angkatan 2016 yang gemar sekali berbelanja baju awul. Saras, begitu ia biasa dipanggil, terlihat sangat bersemangat ketika ditanya tentang bagaimana pengalaman pertamanya dalam ber-ngawul ria.

“Aku ngawul untuk pertama kalinya itu tahun lalu (saat masih semester satu, red). Waktu itu aku bosen sama salah satu mata kuliah, akhirnya aku bolos. Nah, biar bolosnya berfaedah, aku diajak ngawul sama Hanif (teman kuliah, red). Dia bolos juga, jadinya kami barengan deh,” ujar Saras sambil tertawa. Kala itu, toko awul yang ia kunjungi bersama temannya ialah outlet Pujha yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.

Tawa-pun meledak dari mulut saya saat mendengar ceritanya. Dasar mahasiswa, batin saya. Kemudian, saya bertanya lagi padanya. “Kenapa sih kamu mau ngawul? Apa yang kamu rasain waktu itu?”

“Aku mau-mau aja karena aku sendiri juga penasaran, sih. Dulu aku mikirnya baju awul itu pasti jelek, makanya murah. Eh, ternyata waktu nyampe Pujha aku kaget. Di sana bajunya masih pada layak pake dan sesuai banget sama seleraku. Aku jadi ngerasa seneng ngawul,” ucap Saras lagi.
Setelah bertanya lebih lanjut, rupanya Saras adalah penyuka gaya old-fashioned dalam berpakaian. Gerai Pujha sendiri memiliki banyak stok baju awul yang kombor (longgar, ukurannya besar) dan terlihat kuno (tapi masih bagus). Maka dari itu, Saras sangat menikmati ‘perburuan’ awul-nya. Ia menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk mencari-cari baju yang cocok dari satu gantungan ke gantungan yang lain. Akhirnya, pilihan Saras jatuh kepada jaket biru yang bisa Thrifters lihat di foto. Harganya kisaran Rp30.000,00. Tapi sayang, Saras kurang teliti saat membelinya. Ternyata, ada lubang di bagian lengan jaketnya.

Saras mengatakan bahwa ia sempat sedih dengan kecacatan yang ada di jaketnya. Namun, kesedihan itu tidak berlangsung lama. Bagaimanapun, ia juga merasa senang karena sudah berhasil membeli jaket yang sesuai dengan seleranya, juga dengan harga yang sangat murah (untuk sebuah jaket). Sehingga, ia-pun langsung mencucinya supaya bisa segera memakainya.

Menurut Saras, ngawul adalah solusi terbaik bagi orang-orang yang ingin mencari baju bagus dengan harga murah, apalagi bagi penyuka old-fashioned style seperti dirinya. Stok baju awul di tiap toko selalu banyak, sehingga pilihannya-pun beragam. Ditambah lagi, karena baju awul kebanyakan impor, kesempatan untuk bisa menemukan baju-baju yang unik juga semakin besar.

Mengenai tips bagaimana cara membeli baju awul yang baik, Saras punya jawaban sendiri. Ia berkata, “Buat para Thrifters yang mau ngawul, kalian cukup tekun dan teliti aja. Jangan gampang nyerah buat nyari, soalnya bajunya ada banyak banget. Kalian harus pinter-pinter milih. Sebelum beli, diperiksa dulu ya. Namanya juga baju awul, jadi potensi cacatnya besar. Terus, kalau harganya boleh ditawar, paling mentok 50% dari harga asli aja. Kalau nggak bisa, ya sudah. Gitu.” Sejenak, ia diam, kemudian bicara lagi. “Mainstream banget, ya? Hahaha.”



Dari kiri: Haris Hananto Susilo dan Akwilla Saraswati Sukmono dalam sesi pemotretan untuk Born Thrift Way.
Saya menganggukkan kepala sembari mencatat jawaban Saras. Dan sampailah saya di pertanyaan terakhir. “Intinya, ngawul itu menurutmu gimana, Ras? Recommended, nggak?”

Yes. Recommended banget. Terutama buat orang-orang yang suka gaya ‘90-an, mereka wajib kesini. Walaupun kadang suka pusing kalau masuk toko karena bau dan rame sampai sesak, tapi lumayan-lah. Bajunya bagus dan murah. Apalagi kalau bisa dapet baju yang sesuai selera banget, rasanya kayak nemu harta karun,” jelasnya.

Pernyataan Saras di atas-pun mengakhiri sesi wawancara siang itu. Setelah kami saling bersalaman, obrolan ditutup dengan ajakan Saras kepada saya untuk ngawul bersama di Pujha. Saya mengangguk senang, disertai ucapan, “Boleh, Ras. Tapi di Pujha Jalan Kaliurang aja, ya. Bantul jauh. Hahaha.”

So, sekian dulu CAwul kali ini ya, Thrifters. Jangan lupa untuk sering-sering ngawul ya, karena kalau nggak ngawul, nggak gaul! Sampai bertemu di CAwul berikutnya. Peace out :) [Erl]

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar